Monday, April 30, 2007

[apakabar] Bukannya Overconfidence (30/1-'03)

---- Original Message -----
From: casuya
To: perspektif@yahoogroups.com ; apakabar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 30, 2003 1:02 AM
Subject: [apakabar] Bukannya Overconfidence

Bukannya Overconfidence, Kalau Saya Yakin Menang" (Bag. 2)

Jakarta, gusdur.net
Dalam jajak pendapat yang ditayangkan dalam dialog bertajuk Indonesia Recovery itu, nama Gus Dur disebut-sebut oleh responden sebagai salah satu calon presiden yang diunggulkan.

Makanya, Rizal Malarangeng bertanya kepada Gus Dur, “Kelihatannya asumsi dari masyarakat bahwa Gus Dur mau ikut run for the president(mencalonkan –red) lagi?”

“Saya itu kalau diperintahkan oleh kyai-kyai saya mau maju. Menang atau kalah nggak ada masalah bagi saya, karena hanya menjalankan perintah kyai. Ada pun kyai-kyai itu representasinya ada 4 orang, kyai Abdullah Faqih dari Langitan, Tuban, kyai Muhaiminan dari Parakan, Temanggung, kyai Abdurahman Chudori dari Magelang, tempat saya mondok dulu. Dan yang terakhir kyai Masubadar dari Pasuruan,” tutur Gus Dur.

“Kalau kyai-kyai memberikan lampu hijau, Gus Dur maju? Persiapannya sekarang kira-kira seperti apa, Gus?” tanya Rizal.

“Sekarang memang sudah diberi ijin, tapi kan saya nggak bikin persiapan. Karena apa, karena belum diperintah,” jawab Gus Dur.

“Tapi dari segi persiapan segala macam, siap?” kejar Rizal.

“Kita sih kapan saja siap,” ucap Gus Dur santai.

Panda Nababan yang tampak heran mendengar soal “perintah kyai” yang ditunggu Gus Dur menyela, “Saya ingin tanya kepada Gus Dur, mesti diperintah Gus Dur (baru) mau?”

kelana.

Yang begini inilah mental/moral calon2 pemimpin di Negeri ini.
Kemunafikan.
Soeharto juga demikian,bukan dia yang ingin jadi Presiden tapi karena diminta oleh rakyat melalui MPR yang suaranya dia minta untuk bulat tidak lonjong.
Beberapa kali Soeharto menyatakan bahwa dia dicalonkan jadi presiden bukan karena keinginannya tapi karena didaulat rakyat.

Mega juga menyatakan bukan dia yang pengen jadi presiden tapi berlindung dibawah keputusan / amanat konggres Bali ? dan konggres Semarang yang mencalonkannya jadi presiden.

Orang2 munafik seperti ini memang jangan lagi dipilih untuk memimpin negeri ini,karena bila dia gagal atau tidak becus maka pikirannya dan ucapannya akan memaafkan dirinya yang gagal itu dengan alasan bukan keinginannya tapi karena keinginan rakyat atau para kiayi atau partai atau MPR dsbnya.

Adalah kenyataan memang bahwa2 orang2 seperti ini kurang bertanggung jawab dan tidak jelas yang hendak diraihnya karena sebelum jadi presiden tidak pernah menyodorkan atau mengkampanyekan program kerjanya.
Yag memilih juga sama2 nggak becusnya karena memilih bukan karena kejituan programnya tapi lebih kepada fanatisme,premordialisme atau kompromi2 politik.

Memang kita sudah harus merobah cara pandang rakyat negeri ini untuk pemilihan presiden yad seperti pernah dikemukakan Dana Pemilih baru2 ini untuk lebih menitik beratkan kepada program2nya dari pada melihat orangnya atau partainya.

Dari kenyataan yang kita lihat orang2 seperti ini begitu jadi penguasa jadi bersikap feodal dimana nepotisme akan merajalela yang menyuburkan kolusi dan korupsi .Orang2 seperti ini juga cendrung jadi otoriter.

Para bawahan2 nya (bawahan2 setingkat menteri tentunya) yang tidak becuspun yang nyata2 telah berbuat salah dan sepantasnya menurut etika/moral intelektual harusnya mengundurkan diri malah ngotot bertahan dengan mengemukakan dalih saya diangkat karena kehendak pimpinan maka juga siap untuk mengundurkan diri atas keputusan atasannya. .Ada juga yang menyatakan bahwa dia telah mengajukan pengunduran diri ,tinggal menunggu keputusan atasan (maksudnya presiden).Jawaban2 begini adalah jawaban yang munafik dan menjijikkan.
Yang lebih menjijikkan lagi adalah jawaban yang menyatakan bahwa keputusan bersalahnya itu belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

kelana





“Iya, karena yang dulu juga begitu. Cuma ada orang yang namanya Amien Rais itu,” kata Gus Dur. Ia lalu menceritakan ihwal langkahnya ketika dicalonkan menjadi presiden pada Sidang Umum MPR 1999. Tuturnya, Amien Rais suatu hari datang bersama Fuad Bawazier dan Al Hilal Hamdi ke Pesantren Buntet di Cirebon menemui 60 kyai besar di Indonesia.

“Amien minta supaya saya menjadi calon Presiden, waktu