Friday, April 27, 2007

[INDONESIA-L] Mengenai Pidato Presiden di Depan MPR (6/3-'98)

To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@clark.net
Subject: [INDONESIA-L] Mengenai Pidato Presiden di Depan MPR
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

To: Apakabar@clark.net
Subject: Pidato Pertanggungjawaban Presiden di depan MPR
Date: Fri, 06 Mar 1998

Tulisan dibawah ini sebenarnya tidaklah dimaksudkan sebagai
suatu masukan untuk berbagai pihak untuk dibahas lagi karena
SUMPR itu ibarat pepatah 'Biarpun anjing menggonggong,tapi ka-
filah akan jalan terus,hingga happy ending',tapi lebih melihat
kepada kekonyolan2 yang ditemui dalam rangka membuat kita ter-
bahak2 dan ter-pingkal2 menyaksikan babak lakon SUMPR itu.

Dalam pidato pertanggungjawaban Presiden di depan MPR ini kita
melihat bagaimana sipenyusun pidato itu adalah ahli dalam mem-
buat pendengar dan pembaca bingung dan frustrasi,terlihat dari
materi pidato yang hilirmudik dan melompat lompat.
Sipenyusun juga lihai dalam penyampaian isi laporan dengan me-
nyembunyikan permasalahan besar dengan pernyataan pendek dan ri-
ngan dan menonjolkan hasil2 biasa menjadi sukses besar. a.l.:
1.Adalah dianggap kecil masalah terjadinya kerusuhan2 yang telah
melanda kota2/desa selama masa pra dan pasca pemilu 1997 yang
telah menelan banyak korban jiwa hampir 300 orang diberbagai
kota diseluruh Indonesia dan khusus di Sanggau kalimantan yang
mencapai 1600 orang.
2.Adalah dianggap kecil kemerosotan nilai rupiah yang selama 6
bulan telah merosot nilainya terhadap US$ dari 2500 menjadi
10.000 yang berarti melorot 300 %,yang telah membuat kehidu-
pan kebanyakan rakyat Indonesia morat marit .
3.Adalah dianggap kecil hutang LN Negara ini yang sudah mencapai
kurang lebih 140 milyar US$,yang menurut para pakar ekonomi su-
dah merupakan bahaya besar bagi Bangsa dan Negara.
4.dst.

Hal itu tidak perlu membuat Presiden harus berhenti,karena Ne-
gara kita adalah Negara berazaskan Pancasila.

Tetapi sipenyusun lupa bahwa laporan ini adalah laporan per-
tanggungjawaban seorang Presiden yang akan meletakkan jabatan
nya yang telah berahir.
Hal ini dapat dilihat bahwa pidato itu bukan hanya pertanggung
jawaban saja,tetapi juga seperti pidato RAPBN yang menyampaikan
rencana2 yang akan dilaksanakan Presiden pada masa yad.
Hal ini sangat terasa dalam kalimat sbb:

>Saya tidak akan ragu sedikit pun melakukan apa saja untuk
>mengatasi keadaan, untuk meringankan beban kehidupan rakyat yang
>bertambah berat.

(Kalau ada yang menyarankan untuk mundur maka pasti dia
akan "tidak ragu" untuk tidak melakukan dan mengatakan
bahwa itu terserah fraksi di MPR yang sedang sidang saja.)


>Saya telah mulai melaksanakan dan akan terus melaksanakan
>program-program reformasi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan
>yang mendapat dukungan IMF. Tetapi, tanda-tanda perbaikan belum
>juga tampak. Kunci utamanya adalah stabilisasi nilai tukar rupiah
>kita pada tingkat yang wajar. Selama ini belum tercapai, saya
>tidak dapat melihat perbaikan keadaan dalam waktu dekat ini.
>Itulah sebabnya saya meminta IMF dan para kepala pemerintahan
>lainnya kiranya dapat membantu kita menemukan alternatif yang
>lebih tepat. Saya namakan konsep yang lebih tepat itu sebagai
>konsep IMF Plus.
>Saya sendiri sedang menimbang-nimbang dengan penuh ketelitian dan
>kehati-hatian kemungkinan menerapkan Sistem Dewan Mata Uang.
>Langkah apa pun yang akan kita ambil, kita memerlukan dukungan IMF
>sebagai lembaga keuangan dunia yang berwibawa dan mempunyai
>reputasi tinggi. Sangat jelas, pada akhirnya, nasib kita berada di
>tangan kita sendiri. Mencari jalan keluar yang terbaik itu telah
>menjadi perbincangan yang luas di kalangan masyarakat kita. Dengan
>niat baik, saya menilai positif perbincangan itu. Ini adalah
>bagian yang dinamis dari proses demokrasi kita. Artinya, sebagai
>sikap , rasa ikut memiliki masa depan bersama.
>Dengan minat yang penuh saya perhatikan semua pandangan yang
>dikemukakan. Saya mengajak kita semua agar jangan
>membesar-besarkan perbedaan pandangan, apalagi yang malah
>membingungkan masyarakat awam. Perbedaan pendapat jangan menjadi
>benih perpecahan di antara kita. Lebih-lebih, pada saat kita
>memerlukan persatuan yang sekuat-kuatnya di antara kita agar dapat
>bersama-sama keluar dengan selamat dari kemelut sekarang ini.


Dari pidato ini kelihatan sekali bahwa sipenyusun telah membuat
suatu overlapping pidato antara pidato presiden yang akan turun
/berahir masa jabatannya (1993/1998)dan pidato seorang Presiden
yang akan/sedang menjabat(1998/2003).Sipenyusun sudah tidak bisa
lagi memisahkan/membedakan karena walupun belum dimulai acara pe-
milihan Presiden 1998/2003 di SUMPR itu,sipenyusun sudah lupa dan
tidak sadar lagi akan hal ini,dimana bawah sadarnya sudah tumpul
dan terbius akan tidak ada yang lain jadi presiden selain Soeharto.

Demikian halnya Fraksi2 di MPR juga demikian ,sudah tidak bisa lagi
membedakannya karena nalar yang sudah tidak jalan lagi,karena se-
perti banyak orang mengatakan bahwa SUMPR ini sudah selesai sebelum
dibuka.Sehingga semua fraksi telah menerima bulat pidato itu,karena
memang,apakah mungkin tidak menerimanya,kalau ingin selamat ?

Memang pantas orang mengatakan bahwa panggung Srimulat di Taman Ria
Senayan itu bangkrut,karena kalah lucu dengan SUMPR/DPR kita itu.

Teja

>Media Indonesia
>Senin, 2 Maret 1998
>
>Pidato Pertanggungjawaban
>
>Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
>Indonesia
>
>Di Depan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
>Indonesia 1 Maret 1998
>
>Saudara Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Majelis
>Permusyawaratan Rakyat yang saya hormati;
>Para undangan dan hadirin yang terhormat;
>
>Saat ini