Tuesday, May 1, 2007

Re: Kata NU Megawati Haram..."Siapa menabur... (4/6-04)

Re: Kata NU Megawati Haram..."Siapa menabur angin akan menuai badai" Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply | Forward < Prev Message | Next Message >
"Siapa menabur angin akan menuai badai" (saya lupa siapa pengarang
bukunya),tapi ungkapan itu telah menjadi milik umum dan sering
digunakan orang banyak.
apakah limbuk dalam hanya sesudah kira kira 3 tahun saja sudah akan
menuai badai?(padahal eyang kakung menuai badai sesudah 30 tahun),kok
kenapa demikian?Sepertinya kuncinya adalah dalam menjalankan
manejemen konflik mereka berbeda karena yang satu menjalankannya
dengan kasar/kaku sedangkan yang satu dengan senyum akomodatif yang
menina bobokkan
tapi penuh racun dan perangkap mematikan.Yang satu dengan
pongah,sombong dan congkak lupa daratan menjalankan kekuasaanya
hingga teman2 seiring dan pendukungnya tersingkir dan sebaliknya
dengan yang bukan teman seiring sebelumnya malah dia
berangkulan/bermesraan.
Yang satu lagi baginya adalah tabu menyingkirkan teman seiring malah
terus dipelihara dan dikenyangkan sedangkan yang tadinya yang bukan
teman seiring secara pelan dan halus dikerdilkan hingga tak berdaya
dan hilang tanpa bekas.
Sekarang ini teman2 seiringnya yang dulu sedang menciptakan badai
gempa dan teman berangkulannya yang baru itu malah menangguk
didalam badai itu.Tragis.

GD
----- Original Message -----
From: Bimo Ario Tejo
To: apakabar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 03, 2004 9:24 PM
Subject: [apakabar] Kata NU Megawati Haram...


Semakin hari semakin susah berkomentar. Makin menjadi2 saja tingkah
laku ulama2 ini...

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2004/06/03/brk,2004
0603-26,id.html

Kiai Khos Haramkan Umat Islam dan NU Pilih Mega-Hasyim
Kamis, 03 Juni 2004 | 19:07 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya:Sejumlah Kiai Khos di Jawa Timur yang
melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam setengah di kediaman KH
Mas Subadar, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk,
Kejayaan, Pasuruan, Kamis (3/6). Mereka mengeluarkan fatwa yang
mengharamkan bagi umat Islam terutama warga Nahdatul Ulama (NU)
memilih presiden wanita yakni pasangan Megawati – Hasyim Muzadi.