Tuesday, May 1, 2007

Wiranto Direpotkan VCD "... Mei 1998"/ 27 Juli (14/6-'04)

Wiranto Direpotkan VCD "AFI-Kerusuhan Mei 1998"/ Kasus 27 Juli Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply | Forward < Prev Message | Next Message >
Yang saya komentari adalah berita penghentian pengusutan kasus 27 Juli dibawah,yang merupakan sub judul dari berita "Wiranto Direpotkan VCD "AFI-Kerusuhan Mei 1998"

Yang mendorong dibukanya lagi kasus 27 Juli itu sebelumnya adalah orang2 PDIP juga y.i Ketua TPDI yang anggota DPR bernama Trimedya Panjaitan.
Rupanya Mega khawatir juga kasus ini berkembang jadi bola liar karena tidak mungkin hanya SBY yang di proses tanpa melibatkan Sutiyoso yang Pangdam waktu itu dan yang masih status tersangka.

Sutiyoso sudah siap pasang badan menghadapi kasus itu (Kompas 12/6 kemarin) yang tentu akan menyeret2 Mega/PDIP dalam kesepakatan2 yang mereka buat sebelumnya dalam mempetieskan kasus itu selama ini dan tentu dikaitkan pula dengan dukungan PDIP dalam pengangkatan Sutiyoso jadi Gubernur untuk keduakalinya.

Mega bikin kampanye negatif untuk dirinya sendiri,......kasiaan.

GD


Kompas,Minggu, 13 Juni 2004

"Wiranto Direpotkan VCD "AFI-Kerusuhan Mei 1998"

Cirebon, Kompas - Calon presiden dari Partai Golongan Karya Wiranto menilai, peredaran VCD yang berisi kampanye negatif terhadap dirinya adalah suatu tindakan yang tidak terpuji dan melanggar hukum. Ia mengharapkan agar polisi berani mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap siapa pun pelakunya.

Wiranto menegaskan hal itu di sela-sela kunjungannya dalam rangka kampanye calon presiden (capres) ke Pondok Pesantren Buntet, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (12/6).

Sebelumnya, Wiranto beserta Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Akbar Tandjung juga berkampanye di Soreang, Kabupaten Bandung, dan Gelanggang Olah Raga Singalodra, Kabupaten Indramayu.

Menurut mantan Panglima ABRI tersebut, cara-cara kampanye negatif dengan mengedarkan VCD berkedok pertunjukan Akademi Fantasi Indosiar (AFI), tetapi berisi rekaman peristiwa kerusuhan Mei 1998. Dalam VCD itu juga disertakan running text yang memojokkan Wiranto. "VCD tersebut merupakan tindakan yang tidak terpuji, melanggar hukum, dan melanggar norma-norma budaya bangsa," katanya. VCD dengan gambar sampul seperti layaknya VCD asli AFI itu beredar sejak beberapa waktu lalu di masyarakat.

Wiranto bahkan mengatakan, cara-cara tersebut telah melanggar kesepakatan bersama semua pihak untuk berkampanye yang seharusnya dilaksanakan dengan cara-cara yang baik, elegan, dan saling menghormati. Ia juga berpendapat, siapa pun orang yang menyebarkan VCD tersebut sedang berusaha mengeruhkan suasana kampanye yang selama ini sudah berjalan kondusif dan aman.

Dia telah menyerahkan penanganan kasus tersebut sepenuhnya kepada aparat kepolisian. Ia berharap polisi berani dan sungguh-sungguh mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelakunya, siapa pun itu. "Oleh karena itu, saya serahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk membongkar cara-cara seperti ini dan menangkap pelakunya. Polisi harus berani untuk menangkap pelakunya, siapa pun dia," ujarnya.

Di Pondok Pesantren Buntet, Wiranto sempat diterima oleh sesepuh pondok tersebut, KH Abdullah Abbas, sebelum bersilaturahmi dengan para ulama dan santri Pondok Buntet di kediaman sesepuh lainnya, KH Fuad Hasyim. Dalam sambutannya, KH Fuad Hasyim mengatakan, para ulama tidak pernah mempermasalahkan apakah seorang calon presiden berlatar belakang militer atau tidak.

Namun, kampanye capres dari Partai Golkar di wilayah Banyumas, Jateng, hari Jumat sore diwarnai dengan demonstrasi antimiliterisme. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Mahasiswa Anti Militer (Akmil) berunjuk rasa dan membakar atribut militer. Aksi mahasiswa itu, selain dilakukan di Alun-alun Purwokerto (Banyumas), juga dilakukan di pendopo Kabupaten Kebumen dengan penempelan poster antimiliterisme.

Sementara itu, Salahuddin Wahid, calon wakil presiden yang berpasangan dengan Wiranto di Bumiayu, Jumat lalu, menuai teguran dari Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Kabupaten Brebes (Jawa Tengah). Pasalnya, kehadiran Salahuddin tersebut di luar jadwal kampanye resmi. Apalagi, hari Sabtu (12/6), dia justru tidak menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Karang Birahi, Kabupaten Brebes, sesuai jadwal rangkaian kampanye resmi di Jawa Tengah.

"Tidak bisa seorang tokoh seperti Salahuddin Wahid tiba-tiba hadir tanpa sesuai jadwal dan melakukan kampanye. Apa yang dilakukan Gus Solah menyulitkan Panwas dan juga pihak kepolisian," kata Ketua Panwas Kabupaten Brebes Ali Rojihi

cut...........................................................................................

Kasus 27 Juli

Sedangkan Jusuf Kalla, cawapres pasangan Susilo Bambang Yudhoyono, di Balikpapan, menyambut positif permintaan Megawati Soekarnoputri untuk menghentikan sementara kasus 27 Juli, selama masa pemilihan presiden, Namun, ia juga meminta pemeriksaan kasus ini tetap dilakukan setelah pemilihan presiden selesai agar penegakan hukum dapat berjalan lancar.

"Dengan diberhentikan sementara kasus itu akan memberi kepastian kepada semua kandidat presiden sehingga tidak memecah konsentrasi saat berkampanye. Penghentian pemeriksaan kasus ini dilakukan Megawati karena melihat banyaknya reaksi masyarakat," ujar dia ketika melakukan rangkaian kampanye di Balikpapan, Sabtu siang.

Mengenai kampanye negatif yang marak pada masa kampanye capres ini, Kalla mengatakan kampanye negatif yang menggunakan teknologi yang lebih canggih memang sulit sekali untuk dibendung.

"Semua capres pasti kena isu kampanye negatif, tergantung bagaimana kita menyikapi seperti kemarin masalah syariat Islam, kita langsung klarifikasi dan memberikan penjelasan kepada masyarakat," kata Kalla.

Selain di Balikpapan, Kalla juga berkampanye di Samarinda dan mendapat dukungan istri mantan Gubernur Kalimantan Timur, Farida Ardans, yang juga anggota legislatif terpilih dari Partai Demokrat.

Sementara itu, capres Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu, berkeliling Jakarta untuk menjumpai calon pemilihnya di tempat mereka berada. Didampingi istrinya, Kristiani Herawati, Yudhoyono mendatangi Terminal Tanjung Priok, pusat perbelanjaan ITC Mangga Dua, dan menyaksikan pertandingan final putra Kejuaraan Bola Voli Proliga 2004 di Gedung Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta.

Pada pertandingan final putri Kejuaraan Bola Voli Proliga 2004 yang dilangsungkan berikutnya, calon wakil presiden dari Partai Persatuan Pembangunan Agum Gumelar datang sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia. Agum hadir untuk memberi hadiah kepada para juara dan menutup acara. Padahal, di sebuah radio swasta sempat dilaporkan, Yudhoyono akan memberikan piala kepada juara bola voli tersebut.

Sabtu kemarin, cawapres Agum Gumelar juga berkampanye di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dalam kampanye tersebut, Agum menolak tawaran warga ketika diminta untuk membuat kontrak sosial dengan sejumlah masyarakat Jeneponto saat berkampanye di daerah yang terletak 120 kilometer selatan Kota Makassar itu.

"Untuk apa saya membuat kontrak sosial kalau toh akhirnya kita tidak bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya," kata Agum. (dhf/mam/sie/nj/inu/rul/cal/bur/k08)