Tuesday, May 1, 2007

Re: Pemberantasan KKN, Mungkinkah? (8/9-'03)

Re: Pemberantasan KKN, Mungkinkah? Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply | Forward < Prev Message | Next Message >
Re: [apakabar] Re: Pemberantasan KKN, Mungkinkah?


----- Original Message -----
From: megateewoel
To: apakabar@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 08, 2003 12:20 AM
Subject: [apakabar] Re: Pemberantasan KKN, Mungkinkah?



GD:
Saya melihat bahwa masalah utamanya adalah masalah budaya KKN yang
sudah merasuki masyarakat itu disatu sisi dan masalah kesadaran hukum
(positif) yang rendah serta law enforcement yang tidak berjalan disisi
yang lain.

Kesadaran hukum sebagian besar masyarakat kita menyangkut KKN itu
masih berada pada kesadaran hukum tradisional/tidak tertulis seperti
kata Rahmat Subagya " Mencuri buah dari orang sedesa merupakan
dosa,sedangkan dari orang lain atau dari negara tidak disertai rasa salah"

Budaya KKN itu akan berangsur2 berkurang bila kesadaran hukum
(positif) itu meningkat yang diperoleh dengan law enforcement yang
tegas.Tetapi sebaliknya juga law enforcement yang tegas akan dapat
dilaksanakan bila kesadaran hukum positif itu telah tinggi.
Hal ini sangat dilematis karena dua aspek itu sangat berkaitan erat
dan yang mana yang harus terlebih dahulu merupakan masalah tersendiri
pula tetapi paling tidak akar masalah utama itu sebenarnya di kedua
aspek itu.

Untuk ini diperlukan pemimpin negeri ini yang berkesadaran hukum
positif yang tinggi,berintegritas tinggi untuk bisa melaksanakan law
enforcement yang tegas dan berkesinambungan.

*********

Teewoel:

Mungkinkah akan datang pemimpin negeri seperti tertulis pada alinea
terakhir? Rasa-rasanya kok masih lama ya. Kita lihat saja ibu
Megateewoel eeh Megawati pidato "berantas korupsi" dengan macem-macem
bunga-bunga katanya; tapi kenyataannya kurang terasa "gigitannya".
================

GD.

Mohon maaf,saya tidak pernah tertarik lagi dengar ini orang berpidato karena pidatonya selalu membela dan memaafkan diri sendiri dan menuding pihak2 lain (a.l legislatif -lah,daerah - lah) yang justru akan lebih mendorong orang2 lebih berani berbuat negatif a.l KKN itu.
Juga ini orang tidak konsekwen atas omongannya a.l seperti baru kemarin nya dia omongin hidup sederhana ,eee beberapa hari kemudian dia dan keluarganya foya2 ultah.
Baru kemarinnya dia ngomongin peningkatan upaya korupsi eeee hari2 kemudian jaksa agungnya dilindungi dari pengusutan kekayaannya.

Teew,

Nah kalau serasa seperti hil yang mustahal menantikan datangnya
pemimpin negeri dan para birokrat bertindak, ya paling jitu kalau kita
sendiri rakyat biasa ini cari jalan supaya bisa ada sedikit perbaikan.
Caranya? Nah ini yang mungkin jadi asyik kalau didiskusikan. ICW-nya
Teten Masduki cs, bagiku (tiru2 pak suryana hehehe) adalah pejuang
setara para gerilya taon '45. Berjuang tanpa lelah utk menegakkan
hukum2 positif utk mencegah korupsi dan konco-konconya itu (kolusi,
nepotisme). Mari kita dukung mereka dengan sepenuh jiwa.
============================

GD.

Memang perlu kita dukung ICW dengan Teten sebagai koordinatornya itu.
Hanya saya melihat Teten ini dengan ICW-nya bekerja terlalu elitis dengan tidak mengurangi nilai hal2 positif yang dilakukannya selama ini.(apakah saya kurang informasi?) dalam upaya mengungkap peristiwa2 korupsi.
Dia dengan LSM nya cendrung kepada peristiwa yang berskala besar yang pasti memiliki tingkat resistensi besar pula sehingga hampir seluruh sasarannya justru malah tidak terungkap tuntas,boleh dikatakan hanya sampai batas tercatat/terdokumentasikan tanpa follow-up yang berarti.
Contoh masih segar kita ingat adalah bagaimana ICW Bali dibawah koordinator Sudirta terbentur yang mencoba membatalkan pemilihan Gubernur yang dapat dicium penuh dengan politik uang (sudah ada bukti awal) dan ahirnya lenyap berlalu.

Saya melihat ICW ini semakin lama semakin redup bila dia tidak merobah strategi pelaksanaan missinya yang selama ini cendrung elitis dan mencari sasaran2 yang kelas2 kakap yang tingkat resistensinya besar baik hukum maupun politisnya.

Dalam tulisan2 saya yll saya menyebutnya para LSM itu (tidak kecuali ICW ini ) terlalu banyak ngomong omong kosong saja tanpa adanya tindakan nyata yang jelas denganhanya tujuan a,l untuk memenuhi target pertanggungjawaban kepada para sponsor dan penyandang dana nya disamping untuk popularitas LSM nya maupun pribadi yang mungkin lebih jauh dalam rangka agar bisa masuk kelingkaran kekuasaan itu dan mungkin pula untuk mendapat giliran memanfaatkan kekuasaan itu.

Agar para LSM itu khususnya ICW itu semakin lama tidak semakin pudar saya melihat agar mereka itu merobah strategi pelaksanaan missinya dari cara2 elitis dan hanya membidik sasaran kasus khusus yang raksasa dan tingkat nasional ke cara kerja nyata dilapangan secara berkesinambungan dengan sasaran kasus2 rutin yang menyangkut hidup rakyat banyak a.l pemberantasan pungli2 di kantor2 pelayanan pemerintah mis.pelayanan akte lahir,akte kawin,KTP,izin usaha,izin uug,izin bangunan,sertifikat tanah,Kir kendaraan dlsb yang pelaksanaannya lebih mudah tetapi berdampak besar.

Teew,
Cerita dari negara2 tetangga. Tgl. 26 Agustus 2003 yll, Tony Man-Wai
Kwok, seorang ahli anti korupsi dari Hongkong diundang oleh Menteri
Keuangan Filipina, Jose Isidro Camacho utk membagikan keahliannya.
Tony menaruh respek pada ibu presiden Filipin, Macapagal Arroyo,
katanya: "She was very responsive and she asked me to come back more
often."

seenaknya kalau sudah di muat di "Galeri Korupsi
Indonesia" di websites. Transparansi langsung menjadi terang benderang
dan terdokumentasi rapi. Semua warga di dunia akan dengan mudah
mempunyai bahan bagus utk ikut mengkontrol negeri amburadul ini.

Gimana, ada tanggapan, reaksi?

Salam prihatin,
*** teewoel

GD