Sunday, April 29, 2007

[INDONESIA-L] KELANA - Partai Partai Ber-KKN (31) (9/10-'99)

Date: Sat, 9 Oct 1999 10:01:08 -0600 (MDT)
Message-Id: <199910091601.KAA22914@indopubs.com>
To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@Radix.Net
Subject: [INDONESIA-L] KELANA - Partai Partai Ber-KKN (31)
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

Date: Fri, 08 Oct 1999

Penyakit KKN itu sadar atau tidak sadar memang telah merasuki pola pikir kebanyakan elit bangsa ini.

Ginanjar yang secara gamblang adalah kroni Orde baru yang sarat dengan KKN semasa di Sekneg,Menteri pertambangan,Ba- ppenas dan Menko Ekuin (KKNnya yang menonjol adalah Busang dan Freeport),malah menjadi wkl ketua MPR dari utusan Daerah yang Golkar.

Tentunya ini adalah hasil KKN,paling tidak ada bau korupsi/ money politics dan kolusi (persekongkolan) yang tentu tidak menjunjung tinggi kaidah moral dan etika berpolitik.Memang permainan politik yang masih banyak dianut politisi bangsa ini masih jauh dari menjunjung etiika dan moral, masih lebih menghalalkan segala cara(machevelian),kepentingan pribadi yang sudah lupa bertanggung jawab ke rakyat pemilihnya yang sedang menunggu mereka diluar gedung DPR/MPR itu.

Politisi kita bermain dengan kata2 untuk menghalalkan cara2 permainan yang sebenarnya sama saja dengan ber KKN. Persekongkolan (kolusi)/KKN itu dihaluskan dengan istilah istilah yang mengelabui seperti sharing,kompromi,kerjasama, pemabagian kekuasaan yang tidak sepatutnya
diistilahkan demikian,karena sharing,kompromi,kerjasama,pembagian kekuasaan itu sepatutnya hanya diadakan diantara mereka yang pro reformasi total bukan juga dengan barisan yang pro status quo.

Apakah mungkin dapat diharapkan proses reformasi dari manusia2 orba yang justru yang harus direformasi? Bagaimana mungkin Ginanjar dimasukkan dalam barisan pro reformasi sedangkan dia sendiri termasuk yang harus direformasi?

Adalah suatu kesalahan yang fatal dan kecolongan bagi partai2 yang menamakan dirinya Partai reformasi lebih2 PDIP,PKB dam PAN meloloskan oportuniist kroni Orba ini muncul di era reformasi ini,untuk mencoba berlindung dari persoalannya kelak.

Ini bukanlah kerjasama,sharing,kompromi tetapi adalah persekongkolan yang tidak bermoral, lebih2 lagi bila money politics ada main didalamnya.

Munculnya Amien Rais sebagai ketua MPR dan Akbar tanjung seba- gai Ketua DPR diistilahkan orang sebagai adanya sharing,kom- promi politik,kerjasama politik,yang sangat berbahaya karena merupakan hal yang masih perlu diuji kebenarannya,jangan2 ini adalah penipuan yang menghalalkan segala cara (machevilian).

Hasil ahir yang akan mengujinya ialah:

Apakah mereka memuluskan Habibie yang croni rezim Orba/Soeharto menjadi calon menuju bangku RI1,yang seharusnya dicegat dengan menolak pertanggungjawaban Habibie yang pasti tidak akan dapat diterima akal sehat.Terlepas dari apakah Habibie dapat menang dalam persaingan itu.

Apabila sepak terjang mereka mendukung munculnya Habibie menjadi calon RI1,maka yang disebut adanya sharing,kompromi,pembagian kekuasaan itu tidak benar,tapi yang terjadi adalah persekongkolan, kolusi/korupsi(KKN) dan penipuan,dan yang paling dirugikan adalah
PDIP dan PKB sebagai partai serta rakyat Indonesia sebagai pihak yang paling berkepentingan mengadakan reformasi itu.

Apabila ini yang terjadi,maka mereka2 itu adalah juga barisan pro status quo penganut/ pengikut ajaran Soeharto yang mengandal- kan penghalalan segala cara (machevelian) untuk berkuasa yang sangat ditentang rakyat yang berada diluar gedung DPR/MPR itu, dan kekuasaan yang mereka peroleh dengan cara itu akan hanya seumur jagung lamanya karena akan digilas semangat reformasi yang maha dahsyat yang sekarang sedang mengawasinya.

kelana