Monday, April 30, 2007

Re: omong kosong lagi. (25/8-'03)

Re: omong kosong lagi. Topic List < Prev Topic | Next Topic >
Reply | Forward < Prev Message | Next Message >

----- Original Message -----
From: usman_maine
To: apakabar@yahoogroups.com
Sent: Sunday, August 24, 2003 11:45 AM
Subject: [apakabar] Re: omong kosong lagi.


kalau yang polusi, saya tidak tahu, tapi kalau inspeksi tentang
kesehatan mobil, memang jadi kewajiban di Maine [saya kira juga di
state lain]. Caranya mudah, kita bawa itu mobil ke bengkel yang
ditunjuk, kalau pihak bengkel yang memeriksa puas, kita dapat stiker,
bayar $15, selesai.
Bukti inspeksi ini di bawa ke City Hall untuk ngurus 'registration'
mungkin semacam STNK di tempat kita [selain inspection, kita juga
perlu bawa bukti insurance].

Kalau saya setuju saja di INA mobil-mobil harus diuji [kir]. Mobil
yang tak layak jalan memang seharusnya tak diberi lolos uji.

GD :

Prinsip kesehatan dan batas ambang gas buang kendaraan bermotor saya sependapat dengan bung Usman ,itu perlu.
Tapi apabila harus ada sertifikatnya maka yang masalah adalah dalam rangka memperoleh sertifikat lulus testnya itu.
I.
Kalau di negeri Maine dan juga distate2 lain di negara dimana anda tinggal sekarang saya percaya bahwa para lembaga dan perusahaan yang ditunjuk mengurusi itu adalah lembaga yang diurusi oleh manusia2 profesional,berintegritas tinggi serta yang bermoral/mental baik.
Di negeri Indo tercinta ini masih jauh dari seperti itu apakah itu instansi pemerintahnya atau perusahaan yang akan ditunjuk sama saja,setali tiga wang sama2 rawan KKN.Perusahaan asing saja yang beroperasi di negeri kita ini banyak yang terbawa bawa mengikuti budaya KKN ,karena kalau nggak maka dia akan ambruk atau tidak laku beroperasi.

II.
Menurut berita2 yang saya dapat terutama dari koran2 dan tv selama ini , ternyata bahwa tingkat kecelakaan kendaraan bermotor dijjalanan tidaklah menonjol yang berarti dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan kendaraan bermotor yang berjalan di jalanan di negeri ini masih baik baik saja apakah itu kendaraan2 pribadi atau niaga.Kecelakaan2 yang terjadi kebanyakan karena ulah para sopir yang ugal2an,atau ngantuk dsb.
(Saya coba cari statistik kecelakaan lalu lintas di Jakarta tapi nggak ketemu;barangkali ada yang bisa membantu ;sukur2 ada perbandingan dengan negara2 seranking lah kesejahteraan penduduknya).
Jadi walaupun menurut berita Kompas hari ini (baca di: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0308/25/utama/510001.htm ) dengan judul:'Kir Itu Cuma "Boong-boongan" Kok..' ternyata kendaraan-2 niaga yang di Kir itu sehat2 juga adanya,bukan karena di Kir itu tapi karena dirawat oleh yang punya.
Lebih2 kendaraan2 pribadi yang di negeri kita ini lebih cendrung kepada perlambang status pemiliknya daripada sekedar alat angkutan maka ybs akan habis2 an bagaimana merawat kendaraannya itu,bila perlu ngirit wang belanja rumah tangga asalkan kendaraannya tampil keren meyakinkan.

III Jadi belum saatnya lah kendaraan pribadi itu untuk ikut di kir-kan pada situasi penyelenggaraan pemerintahan ini masih penuh dengan budaya korup itu,karena sebenarnya pelaksanaan kir itu tidak jalan tapi hanya penuh dengan formalitas belaka. Demikian halnya kir kendaraan niaga itu saya mengusulkan untuk sementara tidak perlu diadakan kir dululah sampai dapatnya dijamin bahwa pemerasan dan formalitas(boong boongan) disana tidak akan terjadi lagi.

Kalau ada kekawaritan uji itu bakal jadi ladang korupsi baru, teman-2 bisa
usulkan resep bagaimana mencegah korupsi itu. Karena mengeluh tak
akan selesaikan masalah. Alangkah baiknya kalau ada yang punya konsep
jitu buat nyegah terjadi korupsi pada uji kendaraan, lalu sodorkan
konsep itu ke pemerintah lewat tulisan di media. Mari belajar jadi
bagian dari penyelesaian masalah.
GD:
Mudah2 an ada yang mengajukan konsep jitu seperti dimaksud Usman itu sehingga tujuan mulia pengadaan Kir untuk kesejahteraan umum itu benar2 terselenggara (tidak boong-boong-an).
Satu hal yang perlu diingat para penggagas konsep adalah selama simpul2 network proses pelaksanaan kir/izin (yang sangat dibutuhkan pemohon) itu masih dominan ditangani oleh manusia maka dinegeri kita ini proses itu pasti menjadi lahan pemerasan dan jual beli surat2 aspal atau surat jadi2an atau surat boong boongan.itu.

GD


=usman maine=

>"gdbct" wrote:
> Omongan si Iskandar ini benar2 omong kosong,dan umumnya orang2
birokrat itu sok idialist tapi keblinger.
> Disatu sisi reaksi masyarakat itu sangat benar yaitu hanya upaya
cari duit gampang dengan pajak/retribusi berkedok peraturan.
> Disisi lain pelaksanaan kir kedaraan Niaga saja selama ini tidak
beres penuh dengan pemerasan /manipulasi/ sogok/ pelicin/tembak yang
mengakibatkan a.l polusi udara yang tetap saja tinggi,karena sangat
banyak kirnya kir jadi jadian.
> Para birokrat2 dilevel atas itu sangat tidak tahu apa yang terjadi
dalam prakteknya,dia tidak tau bahwa disamping pungutan resmi dengan
pajak/retribusi kir itu maka akan bertambah lagi lahan untuk
terjadinya pemerasan/ manipulasi/ sogok/ pelicin yang akan lebih
mencekik lagi masyarakat itu.
> GD
> http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0308/22/metro/505378.htm
> Kir Hanya Upaya Pemerintah Memeras Warganya Sendiri