Saturday, April 28, 2007

[INDONESIA-L] KELANA - Mode Omongan Pendapat Pribadi (14/3-'99)

To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@Radix.Net
Subject: [INDONESIA-L] KELANA - Mode Omongan Pendapat Pribadi
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

To: apakabar@saltmine.radix.net
Subject: [INDONESIA-L] KELANA - Mode Omongan Pendapat Pribadi.
Date: Sun, 14 Mar 1999

Syamsudin Mahmud menyatakan mendukung Aceh menjadi Negara Federal.
Terjadi kegegeran. Kemudian dia katakan itu adalah pendapat pribadinya
,bukan sebagai Gubernur Aceh.

Akbar Tanjung menyatakan calon Golkar untuk menjadi Presiden
adalahHabibie.Terjadi kegegeran. Ditanggapi oleh Agung Laksono bahwa itu
adalah pernyataan pribadi Tanjung, bukan pernyataan dari Ketua Umum
Golkar.Lalu kemudian ini dibenarkan oleh Tanjung dan dia katakan pula
dinyatakannya bukan sebagai menteri.

AM Saefuddin menyatakan bahwa Megawati tidak bisa menjadi Presiden
karena dia seorang perempuan dan beragama Hindu.Terjadi kegegeran.AM
kemudian berkilah bahwa pernyataan itu adalah pendapat pribadinya,bukan
pendapatnya sebagai seorang Ketua PPP dan bukan pendapatnya sebagai
seorang Menteri.

Gus Dur banyak berbicara atas nama pribadi bukan dalam kapasitas sebagai
Ketum NU sehingga banyak para anggota dan pengurus NU bengong sendiri
karena tidak dapat menghentikannya karena banyak omongannya
mengakibatkan silang pendapat.

Masih banyak contoh lain yang dapat kita teruskan sendiri2.

Inilah contoh orang2 Indonesia yang gemar berkoar koar meminjam
kapasitas status ketokohannya demi popularitas untuk atas nama
pribadi,dengan motivasi bermacam2 antara lain demi keselamatan
dirinya,tapi yang mengakibatkan kegegeran dan simpang siuran.
Menurut saya inilah contoh kemunafikan kemunafikan tokoh/pemimpin di
Indonesia atau
oleh angku Jusfiq disebut tidak adanya kejujuran intelektual dan hati
nurani.

Apakah seseorang sebagai tokoh/pemimpin dapat memisahkan kapasitas
pribadinya dari ketokohannya,lebih2 dalam berbicara untuk kepentingan
umum?

Seseorang dapat bertindak pribadi apabila hal itu hanya menyangkut
urusan2 pribadi/keluarga saja.Tetapi kalau sudah menyangkut urusan yang
untuk kepentingan umum maka kapasitas pribadi dan kapasitas ketokohannya
tidak dapat dipisahkan.

Yang dibawah ini lain lagi.

Akbar,Baramuli,Saefuddin,Siregar dan banyak pejabat bepergian meninjau
suatu Daerah atas biaya Negara karena kapasitas sebagai pejabat.Tetapi
kemudian di Daerah itu masing2 mereka mengadakan temu kader partainya
dengan kapasitas sebagai fungsionarispartainya. Hitung punya hitung
waktu yang digunakan pejabat itu dalam perjalanan ke daerah itu lebih
banyak untuk kepentingan pribadinya dari pada kepentingan jabatannya.

Ini juga adalah contoh2 kemunafikan yang terjadi di negara ini yang
menurut angku Jusfiq tidak adanya kejujuran intelektual dan hati nurani
lagi.

Bagaimana Negara dan Bangsa dan Rakyat ini akan maju kalau tokoh2nya
demikian itu?

kelana